Konsep
diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan
pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu
dalam berhubungan dengan orang lain (Stuart dan Sudeen, 1998).
Sedangkan menurut Beck, Willian dan Rawlin (1986)
menyatakan bahwa konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara
utuh, baik fisikal, emosional intelektual , sosial dan spiritual.
Karakteristik Orang yang Memiliki Konsep Diri (Brooks dan Emmart, 1976)
Positif
- Merasa mampu mengatasi masalah: Kemampuan subyektif untuk mengatasi persoalan-persoalan obyektif yang dihadapi.
- Merasa setara dengan orang lain: Bahwa manusia dilahirkan tidak dengan membawa pengetahuan dan kekayaan. Pengetahuan dan kekayaan didapatkan dari proses belajar dan bekerja sepanjang hidup yang menyebabkan individu tidak merasa lebih atau kurang terhadap orang lain.
- Menerima pujian tanpa rasa malu: Pujian atau penghargaan layak diberikan terhadap individu berdasarkan dari hasil apa yang telah dikerjakan sebelumnya.
- Merasa mampu memperbaiki diri: Kemampuan untuk melakukan proses refleksi diri untuk memperbaiki perilaku yang dianggap kurang.
Nagatif
- Peka terhadap kritik: Kurangnya kemampuan untuk menerima kritik dari orang lain sebagai proses refleksi diri.
- Bersikap responsif terhadap pujian: Bersikap yang berlebihan terhadap tindakan yang telah dilakukan, sehingga merasa segala tindakannya perlu mendapat penghargaan.
- Cenderung merasa tidak disukai orang lain: Perasaan subyektif bahwa setiap orang lain disekitarnya memandang dirinya dengan negatif.
- Mempunyai sikap hiperkritik: Suka melakukan kritik negatif secara berlebihan terhadap orang lain.
- Mengalami hambatan dalam interaksi dengan lingkungan sosialnya: Merasa kurang mampu dalam berinteraksi dengan orang-orang lain.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri
Menurut Stuart dan Sudeen ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan konsep diri, yaitu:
Teori perkembangan
Konsep diri belum ada waktu
lahir, kemudian berkembang secara bertahap sejak lahir seperti mulai mengenal
dan membedakan dirinya dan orang lain. Dalam melakukan kegiatannya memiliki
batasan diri yang terpisah dari lingkungan dan berkembang melalui kegiatan
eksplorasi lingkungan melalui bahasa, pengalaman atau pengenalan tubuh, nama
panggilan, pangalaman budaya dan hubungan interpersonal, kemampuan pada area
tertentu yang dinilai oleh diri sendiri atau masyarakat serta aktualisasi diri
dengan merealisasi potensi yang nyata.
Significant Other (orang yang terpenting atau yang terdekat)
Dimana konsep diri dipelajari
melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain, belajar diri sendiri melalui
cermin orang lain yaitu dengan cara pandangan diri merupakan interprestasi diri
pandangan orang lain terhadap diri, anak sangat dipengaruhi orang yang dekat,
remaja dipengaruhi oleh orang lain yang dekat dengan dirinya, pengaruh orang
dekat atau orang penting sepanjang siklus hidup, pengaruh budaya dan sosialisasi.
Self Perception (persepsi diri sendiri)
Yaitu persepsi individu terhadap diri sendiri dan penilaiannya, serta persepsi
individu terhadap pengalamannya akan situasi tertentu. Konsep diri dapat
dibentuk melalui pandangan diri dan pengalaman yang positif. Sehingga konsep
merupakan aspek yang kritikal dan dasar dari prilaku individu. Individu dengan
konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif yang dapat berfungsi
lebih efektif yang dapat dilihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual
dan penguasaan lingkungan. Sedangkan konsep diri yang negatif dapat dilihat
dari hubungan individu dan sosial yang terganggu.
Menurut Stuart dan Sundeen Penilaian tentang konsep diri
dapat di lihat berdasarkan rentang rentang respon konsep diri yaitu:
Sumber :